this is my blog
Di sini Anda akan tahu macam-macam penyakit dan lebih lengkap.
Mau Uang???
04/03/12
Tensi Darah Digital
By Pusat Alat Kesehatan Nabawi
Tensi Darah Digital merek Omron tipe REM-1 Pergelangan
Tensi Darah Digital adalah Alat Pengukur Tensi Darah secara Digital / elektronis. Alat kesehatan yang gunanya untuk mengukur tensi darah secara mudah dan langsung menunjukkan angka tensi darah. Alat tensi darah digital sangat mudah digunakan untuk mengukur angka tekanan darah dengan hasil yang akurat.
Tensi Darah Digital ini berfungsi dengan menggunakan energi dari batere. Hasil pengukurannya adalah angka tekanan darah yang langsung bisa muncul pada layar monitor. Tentusaja hal ini sangat krusial bagi kita yang harus selalu menjaga angka tekanan darah secara kontinyu agar dapat mengantisipasi dan melakukan apa-apa yang penting sedini mungkin, sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Tensi Darah Digital merek Omron SEM-1 tipe lengan
Jual Tensi Darah Digital Omron Jepang
Perangkat untuk mengukur Tensi Darah digital buatan Jepang merek OMRON adalah sebuah alat kesehatan modern yang dapat digunakan untuk mengukur tensi darah diri sendiri. Alat tensi darah digital ini akan sangat memudahkan dalam mengukur tekanan darah dan juga dapat dilakukan sendiri, tanpa harus jauh-jauh berangkat ke dokter ataupun pusat kesehatan masyarakat lainnya, cukup di rumah saja, saat Anda memerlukannya. Alat ini juga dilengkapi memory untuk mengecek riwayat atau perkembangan dari waktu ke waktu.
Tensi darah digital produksi Omron Jepang ini sangat sederhana cara pengoperasiannya, tahan lama dan tepat hasilnya. Ada 2 macam Tensi darah digital produksi Omron Jepang yang biasa digunakan para praktisi ahli kesehatan dan dokter di pusat layanan kesehatan dan rumah sakit yaitu diantaranya :
A. Tensi Darah Digital merek Omron Jepang tipe REM-1 pada Pergelangan
B. Tensi Darah Digital merek Omron Jepang tipe SEM-1 pada Lengan
Tensi Darah Digital Merek Omron Jepang Tipe REM-1 pada Pergelangan
26/02/12
II. GINJAL
1. Asidosis tubulus renalis (ATR) atau Renal tubular acidosis (RTA)
Adalah suatu penyakit ginjal (rhenal) khususnya pada bagian tubulus renalis-nya. Menurut sejumlah literatur ilmiah bidang kesehatan, penyakit ATR ini memang tergolong penyakit langka, dengan manifestasi klinis yang tidak spesifik sehingga diagnosis sering terlambat.
Dalam keadaan normal, ginjal menyerap asam sisa metabolisme dari darah
dan membuangnya ke dalam urin. Pada penderita penyakit ini, bagian dari
ginjal yang bernama tubulus renalis tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, sehingga hanya sedikit asam
yang dibuang ke dalam urin. Akibatnya terjadi penimbunan asam dalam
darah, yang mengakibatkan terjadinya asidosis, yakni tingkat keasamannya
menjadi di atas ambang normal.
Menurut
sejumlah literatur ilmiah bidang kesehatan, penyakit ATR ini memang
tergolong penyakit yang jarang terjadi, dengan manifestasi klinis yang
tidak spesifik sehingga diagnosis sering terlambat. Namun menurut Dr.
dr. Damayanti Rusli Sjarif,
Sp.A (K), dokter spesialis gizi dan metabolik anak pada Bagian Ilmu
Kesehatan Anak di RSCM Jakarta, pasien penyakit ATR yang dia ditangani
semakin hari semakin banyak. Pada tahun 2005 saja, pasien ATR yang dia
tangani ada sekitar 20-an orang anak. Dan setiap tahun angka
prevalensinya senantiasa bertambah.
<--- pict of asidosis tubulus renalis
Dampak
Penyakit asidosis jika dibiarkan bisa menimbulkan dampak berikut:
- Rendahnya kadar kalium dalam darah. Jika kadar kalium darah rendah, maka terjadi kelainan neurologis seperti kelemahan otot, penurunan refleks dan bahkan kelumpuhan.
- Pengendapan kalsium di dalam ginjal yang dapat mengakibatkan pembentukan batu ginjal. Jika itu terjadi maka bisa bisa terjadi kerusakan pada sel-sel ginjal dan gagal ginjal kronis.
- Kecenderungan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan)
- Pelunakan dan pembengkokan tulang yang menimbulkan rasa nyeri (osteomalasia atau rakitis).
- Gangguan motorik tungkai bawah merupakan keluhan utama yang sering ditemukan, sehingga anak mengalami keterlambatan untuk dapat duduk, merangkak, dan berjalan.
- Kecenderungan gangguan pencernaan, karena kelebihan asam dalam lambung dan usus, sehingga pasien mengalami gangguan penyerapan zat gizi dari usus ke dalam darah. Akibat selanjutnya pasien mengalami keterlambatan tumbuh kembang (delayed development) dan berat badan kurang.
Biasanya dokter
tidak dapat memastikan penyebab ATR. Namun diduga penyakit ini
disebabkan faktor keturunan atau bisa timbul akibat obat-obatan,
keracunan logam berat atau penyakit autoimun (misalnya lupus eritematosus sistemik atau sindroma Sjögren).
Sejauh
ini dunia kedokteran belum menemukan obat atau terapi untuk
menyembuhkannya, karena penyakit ini tergolong sebagai kerusakan organ
tubuh, seperti penyakit diabetes mellitus (akibat kerusakan kelenjar insulin).
Sementara
ini penanganan ATR baru sebatas terapi untuk mengontrol tingkat
keasaman darah, yaitu dengan memberikan obat yang mengandung zat
bersifat basa (alkalin) secara berkala (periodik), sehingga tercapai
tingkat keasaman netral, seperti pada orang normal. Zat basa ini
mengandung bahan aktif natrium bikarbonat (bicnat).
Dilihat dari bentuknya, sedikitnya ada tiga jenis bicnat di pasaran Indonesia: tablet, bubuk, dan cairan.
Jika
pasiennya anak-anak, maka kalau menggunakan obat dalam bentuk tablet,
tablet tersebut harus digerus terlebih dulu sebelum digunakan. Setelah
itu dicampur dengan air matang, lalu diberikan kepada pasien. Sedangkan
jika menggunakan bentuk bubuk dan cairan, tinggal dicampur air matang
lalu diberikan kepada pasien, sesuai dengan dosis yang ditentukan dokter
2. Batu Ginjal
di dalam saluran kemih (kalkulus uriner)
Adalah
massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan
bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau
infeksi.
Batu
ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam
kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis).
Penyebab
Terbentuknya batu bisa terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-garam
yang dapat membentuk batu atau karena air kemih kekurangan penghambat
pembentukan batu yang normal. Sekitar 80% batu terdiri dari kalsium, sisanya mengandung berbagai bahan, termasuk asam urat,sistin dan mineral struvit.
Batu struvit (campuran dari magnesium amonium dan fosfat) juga disebut “batu infeksi” karena batu ini hanya terbentuk di dalam air kemih yang terinfeksi.
Ukuran
batu bervariasi, mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang sampai yang sebesar 2,5 sentimeter atau lebih. Batu yang besar
disebut “kalkulus staghorn”. Batu ini bisa mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis.
Batu,
terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam
kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang
menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat).
Kolik
renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di
daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut,
daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. Gejala lainnya adalah mual dan
muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter.
Batu
bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran
kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul
diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi.
Jika
penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke
saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan
menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal.
Batu
kecil yang tidak menyebabkan gejala, penyumbatan atau infeksi, biasanya
tidak perlu diobati. Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan
air kemih dan membantu membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang,
maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera.
Batu
di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1
sentimeter atau kurang seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang
ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL). Pecahan batu
selanjutnya akan dibuang dalam air kemih.
Kadang
sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit (percutaneous
nephrolithotomy, nefrolitotomi perkutaneus), yang diikuti dengan
pengobatan ultrasonik. Batu kecil di dalam ureter bagian bawah bisa
diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra dan masuk ke
dalam kandung kemih.
Batu
asam urat kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang
basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya
tidak dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar,
yang menyebabkan penyumbatan, perlu diangkat melalui pembedahan.
Adanya batu struvit menunjukkan terjadinya infeksi saluran kemih, karena itu diberikan antibiotik.
Dapat diobati dengan Calcium I + Cordyceps dengan cara pemakaian :
- 3 x 2 – 4 kapsul Cordyceps sehari (tergantung kondisi, pada beberapa kasus diminum dalam jumlah besar hingga 20 kapsul sehari)
- 4 x ½ sachet Calcium I sehari
Tindakan
pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang
ditemukan pada penderita. Batu tersebut dianalisa dan dilakukan
pengukuran kadar bahan yang bisa menyebabkan terjadinya batu di dalam
air kemih.
3. Diabetes mellitus (DM)
Berasal dari kata Yunani διαβαίνειν, diabaínein, “tembus” atau “pancuran air”, dan kata Latin mellitus, “rasa manis” yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah)
yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.
Penyebab
Pembentukan diabetes yang penting adalah dikarenakan kurangnya produksi insulin
(diabetes mellitus tipe 1, yang pertama dikenal), atau kurang
sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes mellitus tipe 2,
bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes mellitus
yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil.
Tipe 1 membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan tipe 2 diatasi dengan
pengobatan oral dan hanya membutuhkan insulin bila obatnya tidak
efektif. Diabetes mellitus pada kehamilan umumnya sembuh dengan
sendirinya setelah persalinan.
Gejala
Tiga serangkai yang klasik tentang gejala kencing manis adalah polyuria ( urination yang sering), polydipsia ( dahaga ditingkatkan dan masukan cairan sebagai akibat yang ditingkatkan) dan polyphagia
( selera yang ditingkatkan). Gejala ini boleh kembang;kan sungguh puasa
diset dicetak 1, terutama sekali di anak-anak ( bulan atau minggu)
tetapi mungkin sulit dipisahkan atau dengan sepenuhnya absen & &
mdash; seperti halnya mengembang;kan jauh lebih pelan-pelan &
mdash; diset dicetak 2. Diset dicetak 1 [di/ke] sana boleh juga jadilah
kerugian berat/beban ( di samping normal atau yang ditingkatkan makan)
dan kelelahan yang tidak dapat diperkecil lagi. Gejala ini boleh juga
menjelma diset dicetak 2 kencing manis di pasien kencing manis siapa
adalah dengan kurang baik dikendalikan. Gejala awalnya berhubungan
dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula
darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan sampai ke air
kemih. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air
tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena
ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka
penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).
I. PARU-PARU
1. Pneumonia
Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit.
Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari
paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.
Gejala
Gejala yang berhubungan dengan pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernafas. Alat diagnosa termasuk sinar-x dan pemeriksaan sputum.
Perawatan
Pneumonia
adalah penyakit umum, yang terjadi di seluruh kelompok umur, dan
merupakan penyebab kematian peringkat atas di antara orang tua dan orang
yang sakit secara kronik. Vaksin untuk mencegah beberapa jenis pneumonia tersedia. Prognosis untuk individu tergantung dari jenis pneumonia, perawatan yang cocok, komplikasin lainnya, dan kesehatan orang tersebut.
Salah satu kasus Pneumonia yang mempunya tingkat kematian tinggi pada saat ini adalah kasus Pneumonia yang disebabkan oleh Flu burung
the picture of pneumonia sickness -->
3. Asbestosis
Adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas.
Asbestos
terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang
berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru,
menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
Penyebab
Menghirup
serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di
dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat
mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit
tergantung kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.
Pemaparan
asbes bisa ditemukan di industri pertambangan dan penggilingan,
konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes
juga bisa terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian
pekerja.
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asbes diantaranya:
- Plak pleura (klasifikasi)
- Mesotelioma maligna
- Efusi pleura.
Gejala
Gejala
asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah
terbentuknya jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan
elastisitasnya.
Gejala pertama adalah sesak nafas
ringan dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan gerak badan. Sekitar
15% penderita, akan mengalami sesak nafas yang berat dan mengalami
kegagalan pernafasan.
Perokok berat dengan bronkitis
kronis dan asbestosis, akan menderita batuk-batuk dan bengek. Menghirup
serat asbes kadang-kadang dapat menyebabkan terkumpulnya cairan pada
ruang antara kedua selaput yang melapisi paru-paru. Meskipun jarang,
asbes juga bisa menyebabkan tumo pada pleura yang disebut mesotelioma atau pada selaput perut yang disebut mesotelioma peritoneal.
Mesotelioma
yang disebabkan oleh asbes bersifat ganas dan tidak dapat disembuhkan.
Mesotelioma umumnya muncul setelah terpapar krokidolit, satu dari 4
jenis asbes. Amosit, jenis yang lainnya, juga menyebabkan
mesotelioma.Krisotil mungkin tidak menyebabkan mesotelioma tetapi kadang
tercemar oleh tremolit yang dapat menyebabkan mesotelioma. Mesotelioma
biasanya terjadi setelah pemaparan selama 30-40 tahun.
Kanker
paru-paru akan terjadi pada penderita asbestosis yang juga merokok,
terutama mereka yang merokok lebih dari satu bungkus sehari.
Penyembuhan
Pengobatan
suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang
lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi
dada dan vibrasi. Diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir.
Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka (masker)
maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang
dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal,
kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak
menyembuhkan kanker.
Pencegahan
Asbestosis
dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di
lingkungan kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan
kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis,
tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40
tahun lalu.
09/02/12
Hepatitis Alkoholik
Hepatitis alkoholik menggambarkan peradangan hati yang disebabkan oleh minuman alkohol. Meskipun hepatitis alkoholik yang paling mungkin terjadi pada pecandu minuman keras selama bertahun-tahun, namun mengonsumsi alkohol dan hepatitis alkoholik mempunyai hubungan yang kompleks. Tidak semua pecandu minuman keras menderita hepatitis alkoholik, dan penyakit ini juga dapat terjadi pada orang yang hanya minum sedikit. Jika telah didiagnosis menderita hepatitis alkoholik, hal ini berarti harus berhenti total minum alkohol. Orang yang terus minum alkohol dapat terus memperparah kerusakan hati yang lebih serius yaitu sirosis dan gagal hati.
Penyebab :
Hepatitis alkoholik terjadi ketika hati rusak oleh alkohol yang telah dikonsumsi. Mekanisme bagaimana alkohol dapat menimbulkan kerusakan hati pada pecandu alkohol belum diketahui secara jelas. Proses pemecahan etanol yang merupakan alkohol yang terkandung dalam bir, anggur dan minuman keras dapat menghasilkan bahan kimia sangat beracun, seperti asetaldehida. Bahan kimia ini memicu peradangan yang menghancurkan sel-sel hati. Kemudian jaringan hati yang sehat digantikan oleh jaringan parut yang ditimbulkan akibat luka peradangan. Hal tersebut akan mengganggu kemampuan hati untuk berfungsi dengan baik. Pembentukan jaringan parut merupakan kerusakan irreversible yang disebut sirosis, merupakan tahap akhir dari hepatitis alkoholik.
Gejala :
Bentuk ringan dari hepatitis alkoholik mungkin tidak menyebabkan masalah yang nyata, tetapi perkembangan penyakit ini akan menyebabkan hati lebih rusak, tanda dan gejala yang mungkin terjadi, antara lain:
- Kehilangan nafsu makan
- Mual dan muntah
- Nyeri perut dan nyeri teka
- Kulit dan putih mata menguning (jaundice)
- Demam
- Perut bengkak akibat penumpukan cairan (asites)
- Kelelahan
Pengobatan :
- Hentikan minum alkohol – Jika telah didiagnosa menderita hepatitis alkoholik, maka harus berhenti minum alkohol. Ini satu-satunya cara untuk menghentikan kerusakan hati atau untuk mencegah berkembangnya penyakit menjadi lebih parah. Jika terus minum alkohol, maka kemungkinan akan mengalami komplikasi yang serius. Jika sudah ketergantungan dengan alkohol dan ingin berhenti, dokter dapat merekomendasikan terapi yang disesuaikan pada kondisi ketergantungan. Terapi tersebut mungkin termasuk obat-obatan, konseling, dll.
- Terapi untuk malnutrisi – Dokter mungkin menyarankan diet khusus untuk memperbaiki kondisi kekurangan gizi yang dapat terjadi pada orang dengan hepatitis alkoholik. Dokter dapat merujuk pada ahli gizi yang dapat membantu menilai pola makan saat ini dan menyarankan perubahan untuk meningkatkan vitamin dan nutrisi.
- Obat untuk mengurangi peradangan hati – Penderita hepatitis alkoholik berat dapat mempertimbangkan pengobatan jangka pendek dengan obat-obatan untuk mengurangi peradangan hati. Dalam situasi tertentu, dokter dapat merekomendasikan kortikosteroid atau pentoxifylline.
- Transplantasi hati – Bila fungsi hati sangat terganggu, transplantasi hati mungkin satu-satunya pilihan bagi sebagian orang. Meskipun transplantasi hati sering berhasil, jumlah orang yang membutuhkan transplantasi jauh melebihi jumlah organ yang tersedia. Beberapa pusat kesehatan mungkin enggan untuk melakukan transplantasi hati pada penderita hepatitis alkoholik karena kemungkinan sebagian besar akan kembali mengonsumsi minuman keras setelah operasi.
Actinomycosis Paru
Actinomycosis Paru adalah bakteri langka yang menginfeksi paru-paru. Bakteri ini biasanya ditemukan di dalam mulut dan saluran pencernaan, di mana mereka biasanya tidak menyebabkan kerusakan. Namun, kesehatan gigi yang kurang dan abses gigi dapat meningkatkan risiko untuk wajah, rahang, dan infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri ini.
Penyalahgunaan alkohol, memiliki bekas luka di paru-paru (bronkiektasis), dan emphysema berhubungan dengan actinomycosis. Actinomycosis di paru-paru menyebabkan rongga paru-paru, noda di paru-paru, dan efusi pleura. Penyakit ini jarang terjadi pada setiap usia, tetapi kebanyakan pasien berusia 30-60 tahun. Pria mendapatkan infeksi ini lebih sering daripada perempuan lakukan.
Penyebab :
Actinomycosis paru disebabkan oleh salah satu dari dua jenis bakteri – Actinomyces atau propioni.
Gejala :
- Nyeri dada saat mengambil napas dalam-dalam
- Batuk berdahak
- Menguras sinus
- Demam
- Kelesuan
- Berkeringat di malam hari
- Sesak napas
- Berat badan menurun
Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan infeksi. Namun, banyak pasien membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik. Penderita harus menerima penisilin melalui pembuluh darah (intravena) selama 4 sampai 6 minggu agar dapat sembuh, diikuti mengkonsumi penisilin melalui mulut selama beberapa bulan. Sedangkan pembedahan baru diperlukan untuk mengalirkan cairan dari paru-paru dan mengendalikan infeksi.
Sumber : detikhealth.com
Langganan:
Postingan (Atom)